Pages

Konten dalam blog ini murni untuk tujuan pendidikan. Penulis tidak bertanggungjawab jika terjadi penyalahgunaan isi. Mohon mencantumkan sumber data dengan valid untuk menghormati mereka yang telah berjuang untuk kepentingan pengetahuan umat manusia. Salam hangat, Anis Gunawan.

Allahu Akbar!!!

PEMELIHARAAN TANAMAN BUAH DALAM POT

Share this history on :
PEMELIHARAAN TANAMAN BUAH DALAM POT

I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) merupakan salah satu solusi bagi para pecinta tanaman di perkotaan yang notabene memiliki lahan yang sempit untuk dapat digunakan sebagai lahan pertanaman. Dari segi perawatan, tabulampot tidak tergolong sulit. Sama halnya dengan tanaman tanpa media pot, harus dipupuk dan diberi air. Namun, ada beberapa trik agar media pot tidak menghalang pertumbuhan si tanaman.
Menumbuhkan tanaman buah dalam pot yang dapat tumbuh secara baik batang dan daun sangat mudah dan hampir semua orang bisa melakukannya. Tetapi, permasalahan yang timbul adalah bila tabulampot harus tumbuh batang, daun, serta keluar bunga dan buah maka tidak semua orang bisa. Hanya dengan pemeliharaan tanaman dan perawatan tanaman yang tekun yang bisa membuat tanaman berbunga dan berbuah. Perawatan dan pemeliharaan tabulampot tidak dapat dapat dilakukan sembarangan, ada trik-trik khusus yang dapat dilakukan agar tabulampot mampu berbunga dan banyak berbuah.

B. Tujuan
1. Mengenal dan mempelajari cara –cara memelihara tanaman buah dalam pot .
2. Mahasiswa dapat menumbuhkan dan memelihara tanaman buah dalam pot yang telah dewasa sehingga tanaman dapat berbunga dan berbuah.


II. METODOLOGI

Praktikum Budidaya Tanaman Buah yang Menyemai Benih Buah dilaksanakan pada hari Selasa , tanggal 20 April 2010, di rumah kawat Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan bahan yang digunakan antara lain pupuk: urea, TPS, dan KCL atau pupuk majemuk NPK (15:15:15), pupuk kandang, furadan, dan byfolan. Peralatan yang digunakan adalah gembor, cetok, cangkul, alat-alat bercocok tanam lainnya.
Cara kerjanya adalah pupuk diberikan pada tanaman buah dalam pot yang berumur 2 minggu setelah tanam. Pupuk yang diberikan berupa campuran urea, TSP, dan KCL (2:1:1) 20 gram tiap pot. Cara pemberian pemberian pupuk adalah : pupuk diberikan di bawah tajuk mengelingngi tanaman dalam pot pada kedalaman 10-15 cm. Kemudian pada media disiram air bersih.memupuk diulangi lagi setelah satu bulan. Selanjutnya diamati jumlah cabang setiap 2 minggu sekali, jumlah daun setiap 2 minggu sekali dan pengamatan visual.
Untuk membongkar pot. Media dalam pot lama disiram dengan air secukupnya. Tanaman buah dan akar-akarnya dikeluarkan dari pot deangan cara mencabut .
Untuk mengganti pot. Pot disiapkan ( drum) dengan ukauran yang lebih besar dari pot lama. Dasar pot diisi dengan kerikil atau pecahan batu bata ± 5 cm. Kemudian pot diisi dengan media yang berupa tanah dengan pupuk kandang ( 1:1) yang telah diberi furadan 10 gram atau disiram dengan benlate ( 2 gram / l air). Campuran media tanam tersebut diisikan ke dalam pot sampai 1/3 bagian pot . Tanaman sebelum dimasukkan ke dalam pot baru sebaiknya disiramr, kemudian akarnya dimasukkan campuran media tanah dimasukkan ke dalam pot sampai pot tampak penuh (± 1cm dari bibir pot) kemudian media dipadatkan pelan-pelan pada bagian pangkal batang tanaman. Tabulampot disiram dengan air bersih hingga medianya cukup basah dan lembab. Setelah tanaman berumur dua minggu, setelah dipindah ke dalam pot, baru diberikan pupuk susulan berupa campuran pupuk urea, TSP, dan Kcl ( 2:1:1) sebanyak 20 gram setiap pot. Pengamatan visual dilakukan dengan cara membandingkan antara sebelum dengan sesudah diganti potnya. Pengamatan yang dilakukan adalah terhadap jumlah bunga dan buah ( jika telah terbentuk )
Penyiraman dilakukan setiap hari dengan menggunakan gembor supaya air jatuhnya bisa lembut. Air siraman dijatuhkan pada tanamanya, bukan pada media tanaman supaya media tidak memadat . meskipun demikian, akibat penyiraman media tanaman dapat menjadi padat . oleh karena itu edia tanaman perlu digemburkan seperlunya setiap sebulan sekali.
Pengendalian hama penyakit, pencegahan hama penyakit dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan tanaman dan lingkungan serta penggunaan bibit unggul.



III. PEMBAHASAN

Tabulampot merupakan salah satu alternatif budidaya tanaman di lahan sempit. Tidak hanya tanaman hias dan tanaman bonsai saja yang dapat dibudidayakan di dalam pot, namun tanaman buah juga dapat dibudidayakan dalam pot. Dari segi perawatan, tabulampot tidak tergolong sulit. Sama halnya dengan tanaman tanpa pot, harus dipupuk dan diberi air. Namun, ada beberapa trik agar media pot tidak menghalang pertumbuhan tanaman (Anonim, 2007).
Dengan perawatan yang baik , tanaman buah dalam pot (tabulampot) akan lebih cepat berbunga dan mengeluarkan buah. Selain itu, perawatan juga mencegah tabulampot kekurangan air., unsur hara, atau tumbuh liar hingga merimbun tidak beraturan dengan perakaran yang berantakan. Terpenting, dengan perawatan yang baik, kemungkinan tabulampot terserang hama dan penyakit juga semakin kecil (Kimball, 1992).

A. Penyiraman
Pada praktikum ini dilakukan penyiraman pada tabulampot tiap dua hari sekali pada pagi hari sejak dilakukannya pemindahan bibit ke dalam tabulampot. Penyiraman dilakukan juga secara insidental dan kondisional, bila telah terjadi hujan atau bila kondisi kelengasan media masih cukup maka penyiraman tidak dilakukan agar tidak terjadi penggenangan pada media. Penyiraman yang dilakukan diharapkan dapat menjaga kondisi media pertanaman agar selalu berada pada kondisi kapasitas lapang. Kondisi kelengasan media yang berada pada kapasitas lapang merupakan kondisi optimal bagi akar tanaman untuk dapat menyerap unsur hara dari media.
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor atau ember dengan air yang dicipratkan supaya air jatuhnya bisa lembut. Air siraman dijatuhkan pada tanamannya bukan pada media tanamnya supaya media tidak memadat. Meskipun demikian akibat penyiraman media tanam dapat menjadi padat, oleh karena itu sebulan sekali media tanamnya perlu digemburkan seperlunya.
Penyiraman bertujuan mengganti air yang menguap lewat permukaan daun. Jika tidak disiram, tabulampot akan layu kerena mengalami dehidrasi. Pada musim hujan, tabulampot cukup disiram 1 kali. Pada musim kemarau, tabulampot harus disiram minimum dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Penyiraman yang tepat dan teratur mempercepat tabulampot berbuah. Pada awal penanaman , penyiraman dilakukan rutin setiap hari untuk menjaga kelembaban. Penyiraman pada tabulampot dilakukan secara total, tidak hanya pada media tanamannya, tetapi juga seliruh bagian termasuk cabang dan daun-daunnya disiram sampai basah. Tujuannya agar tanaman tampak lebih segar dan menghilangkan debu di permukaan daun. Debu di permukaan daun dapat menutup pori-pori sehingga daun sulit menyerap oksigen dan sinar matahari akibatnya proses fotosintesis tidak dapat berlangsung sempurna.
Air siraman tidak boleh terlalu banyak hingga tumpah melalui bibir pot. Penyiraman dianggap cukup jika air sudah menggenangi media tanaman dan lama meresapnya. Pada masa pertumbuhan , air uang dsiram sebanyak 10-15 liter/pot. Saat tabulampot akan berbunga volume penyiraman dilakukan menjadi 5 liter/pot. Setelah bunga muncul, penyiraman dilakukan dengan normal kembali. Karena penyiraman membuat media tanaman memadat, penggemburan perlu dilakukan satu bulan sekali agar tetap porous. Satu minggu setelah tabulampot ditanam siram dengan larutan atonik untung merangsang tumbuhnya akar-akar baru.

B. Pemupukan


Pada praktikum ini dilakukan pembersihan pot dari gulma dan kotoran, serta dilakukan perlakuan pemusnahan hama secara manual. Kemudian juga dilakukan pemupukan menggunakan pupuk SP36 dan KCl. Pemberian pupuk dilakukan pada media dengan menggali media di sekitar perakaran sedalam ± 5 cm kemudian lubang tersebut timbun kembali. Hal ini bertujuan agar pupuk dapat segera larut dalam media tabulampot, dan mencegah terjadinya volatilisasi/penguapan pupuk.
Pemberian pupuk pada tanaman harus disesuaikan tujuan dan keperluan yang diinginkan, untuk pertumbuhan vegetatif diperlukan banyak N, sedangkan untuk pertumbuhan generatif diperlukan unsur P dan K yang tinggi. Pada praktikum ini tidak dilakukan pemupukan menggunakan urea (N) agar tidak terjadi kelebihan unsur N yang mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit dan menjadi lemah karena kondisi media yang sejak awal sudah dilakukan pemupukan dengan pupuk organik yang mengandung banyak unsur N. Pemupukan yang dilakukan adalah pemupukan P dan K yang bersifat menguatkan perakaran, menguatkan daun, dan menyebabkan tanaman tahan terhadap serangan penyakit (Feby, 2008).
Kemampuan media tanaman menyediakan unsur hara sangat terbatas. Terkadang unsur hara dalam media tanaman habis terbawa air penyiraman. Oleh karena itu, pemupukan dapat dilakukan untuk mengganti unsur hara yang mungkin tercuci pada saat penyiraman.
Menurut Marsono (2004), pemupukan tabulampot dapat dilakukan melalui akar maupun daun.
a. Pupuk akar
Unsur hara tanaman adalah unsur-unsur yang diambil tanaman untuk pertumbuhannya yang sehat dan dipergunakan untuk menghasilkan makanan dan jaringan-jaringan tanaman. Unsur yang dibutuhkan setiap tanaman memerlukan 16 unsur penting/ esensial untuk pertumbuhannya yang normal dan sehat. 3 unsur diambil dari udara dan air, sedangkan 13 unsur lainnya diperoleh dari tanah. Unsur esensial tersebut adalah C, H, O, N, P, K, Ca, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, Bo, dan Mo. Selain itu, ada juga unsur nonesensial yaitu Na, Si, Co, dan Al. 13 unsur hara dari tanah berdasarkan jumlah banyak yang diambil dan peranannya dalam tanaman.dibagi menjadi:
1. unsur hara makro/ mayor/primer yaitu: N, P, K
2. unsur hara sekunder yaitu: Ca, Mg, S
3. unsur hara mikro/ minor yaitu: Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, Bo, Mo
b. Pupuk daun
Selain pupuk akar tabulampot juga diberi pupuk daun sebagai pelengkap. metode yang dilakukan dengan bantuan alat penyemprot, yang kemudian diaplikasikan langsung pada bagian tanaman terutama daun, dengan cara disemprot. Cara ini dilakukan untuk melengkapi pemberian pupuk melalui tanah untuk mengatasi dengan segera gejala kekahatan yang muncul, terutama hara mikro dan hara immobil dalam tubuh tanaman. Hara masuk ke dalam tubuh tanaman melalui mulut stomata secara difusi atau osmosis. Ada beberapa kesukaran dalam penggunaan pupuk dengan secara penyemprotan melalui daun, yakni : pinggir daun terbakar karena larutan terlalu pekat, hara yang dapat diberikan pada setiap pemberian rendah sehingga perlu diberikan beberapa kali untuk dosis pupuk sedang dan tinggi, biaya persatuan tinggi meskipun digabungkan dengan keperluan lainnya, misalnya bersama–sama dengan pestisida. Keuntungan dari metode ini adalah pupuk langsung mengenai sasaran dan lebih mudah pengaplikasiannya. Sedangkan kerugian dari penggunaan metode ini adalah pupuk akan lebih mudah hilang yang dapat diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi. Untuk itu hal penting yang perlu diperhatikan adalah : larutan harus encer (<0,5>. Diakes tanggal 25 April 2010.

Marsono. 2004. Tabulampot Solusi Berkebun di Lahan Sempit. Republika edisi Rabu 06 Oktober, Jakarta.

Mulyanto, B., Eka L., Dyah T. 1997. Perbandingan efisiensi pemupukan sawah baru dan lama di kecamatan Cugening, Cianjur. Agrista. 2: 162-168.

Rosmarkam. 2009. Tabulampot Solusi di Lahan Terbatas. . Diakses 25 April 2010.

0 komentar:

 
KUMPULAN LAPORAN PERTANIAN © 2011 | Powerred by budibisa2sMartLiVe